Wi-Fi Marketing vs. Digital Ads: Mana yang Lebih Menguntungkan?

Pernah merasa iklan digital semakin mahal tapi hasilnya nggak sepadan? Atau mungkin, impresi tinggi tapi konversi masih jauh dari ekspektasi? Dalam dunia digital marketing yang semakin kompetitif, pemilihan strategi iklan yang tepat bisa menjadi game-changer. Dua metode yang sering dibandingkan adalah Wi-Fi marketing dan digital ads seperti Google & Meta Ads. Tapi, mana yang sebenarnya lebih menguntungkan?

Cost-Efficiency: Wi-Fi Marketing vs. Digital Ads

Biaya pemasangan iklan digital di Google & Meta terus meningkat seiring dengan persaingan yang makin ketat. Cost per click (CPC) atau cost per mille (CPM) bisa bervariasi tergantung niche dan audience yang ditarget. Sementara itu, Wi-Fi marketing menawarkan alternatif yang lebih cost-efficient karena brand bisa memanfaatkan jaringan Wi-Fi publik untuk menjangkau pengguna tanpa harus membayar biaya per klik atau tayangan. Dengan model ini, biaya pemasaran bisa ditekan, terutama bagi bisnis dengan anggaran terbatas.

Targeted Reach: Iklan yang Tepat Sasaran

Digital ads memungkinkan targeting berdasarkan interest, demografi, dan perilaku pengguna. Namun, targeting ini bergantung pada data third-party yang semakin dibatasi oleh kebijakan privasi.

Sebaliknya, Wi-Fi marketing bekerja dengan first-party data yang lebih akurat. Ketika seseorang terhubung ke Wi-Fi publik, mereka biasanya harus memasukkan informasi seperti email atau nomor telepon, yang bisa digunakan untuk kampanye retargeting. Dengan akses langsung ke data pelanggan yang real-time, brand bisa menyusun strategi yang lebih personal dan relevan.

Engagement Rate: Mana yang Lebih Interaktif?

Pernah scroll lewat iklan tanpa benar-benar memperhatikannya? Itu masalah umum di digital ads. Engagement rate pada Google & Meta Ads sering kali bergantung pada kreativitas konten dan relevansi iklan. Namun, dengan maraknya ad fatigue, banyak pengguna yang langsung melewati iklan tanpa interaksi.

Wi-Fi marketing menawarkan pendekatan berbeda. Karena pengguna secara aktif terhubung ke jaringan Wi-Fi, mereka lebih cenderung memperhatikan pesan promosi yang muncul sebelum mendapatkan akses internet. Model ini menciptakan keterlibatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan iklan yang muncul di feed tanpa disadari.

Conversion Rate: Mana yang Lebih Efektif?

Konversi adalah metrik utama yang menentukan keberhasilan iklan. Meskipun Google & Meta Ads menawarkan opsi untuk direct conversion (misalnya, klik ke landing page atau pembelian langsung), tingkat konversinya sering kali bergantung pada banyak faktor seperti kualitas landing page dan daya tarik penawaran.

Sebaliknya, Wi-Fi marketing bisa menjadi solusi efektif untuk bisnis berbasis lokasi seperti restoran, mal, atau hotel. Karena pengguna biasanya mengakses Wi-Fi saat berada di tempat tersebut, mereka lebih cenderung melakukan tindakan seperti mengklaim promo atau mendaftar ke loyalty program. Dengan kata lain, Wi-Fi marketing menciptakan peluang konversi yang lebih tinggi karena pesan iklan disampaikan pada momen yang tepat.

Jadi, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Jika bicara soal skala besar dan fleksibilitas targeting, digital ads masih menjadi pilihan utama banyak brand. Namun, jika prioritasnya adalah efisiensi biaya, keterlibatan yang lebih tinggi, dan konversi yang lebih cepat, Wi-Fi marketing bisa menjadi strategi yang lebih menguntungkan, terutama untuk bisnis yang ingin memaksimalkan pemasaran berbasis lokasi.

Jadi, daripada hanya mengandalkan satu metode, kenapa tidak menggabungkan keduanya? Dengan kombinasi yang tepat, brand bisa mendapatkan manfaat terbaik dari masing-masing strategi untuk hasil yang lebih optimal!

Siap mencoba Wi-Fi marketing untuk bisnis Anda? Wificolony siap membantu!