11 Taktik Inbound Marketing untuk Startup - Part 1
Inbound marketing berfokus pada menciptakan alasan kenapa pelanggan harus datang pada kita, cara ini lebih baik daripada susah payah melakukan broadcast pesan kita ke pelanggan seperti tradisional marketing (outbond).
Berdasarkan HubSpot, perusahaan yang menciptakan istilah outbond marketing pada tahun 2006 silam, strategi outbond marketing terdiri dari empat tahap:
Tahap pertama dari keseluruhan proses outbond marketing adalah memikat visitor dengan konten yang menarik. Mereka akan menemukan konten ini pada situs lainnya, media sosial, atau hasil dari pencarian google. Selanjutnya, lakukan konversi dari visitors ini menjadi leads dengan menggunakan lead generation form. Lalu close the deal, dan akhirnya kita resmi mendapatkan konsumen. Akhirnya kita dapat menyenangkan konsumen dengan konten yang menarik. Model ini telah bekerja dengan pada beberapa perusahaan terbaik di dunia dan menumbuhkan ribuan startups.
Berikut adalah 11 taktik dan tips yang dapat digunakan untuk membuat inbound marketing untuk organisasi B2C atau B2B.
1. Create Your Persona(s)
Langkah yang paling penting dalam membangun program outbond marketing adalah menciptkan buyer persona. Persona ini memberi sebuah pandangan tentang siapa yang menjadi target konsumen, apa yang mereka ingin pelajari, dan mengapa mereka tertarik pada produk kita. Ketika menciptakan buyer persona, pertimbangkan pemanfaatan demografi konsumen, pola perilaku, tujuan, dan motivasi. Untuk menciptakan persona, dibutuhkan beberapa riset, berikut adalah caranya:
Explore social media insights. Untuk memahami profil konsumen, kamu harus mengetahui demografi dari konsumen tersebut. Jika kamu telah memiliki beberapa ribu follower pada sosial media seperti Facebook atau Twitter, kamu bisa menggunakan in-network analytics untuk mengetahui usia, jenis kelamin, lokasi, dan ketertarikan dari follower mu. Ini dapat memberi gambaran mengenai siapa yang tertarik pada startups mu.
Survey your current customers. Jika kamu telah memiliki daftar alamat email, kamu dapat mengirimkan ke konsumen sebuah survey form sederhana. Tanyakan pada konsumen apa yang menjadi kesulitan mereka dan bagaimana mereka mendapatkan informasi untuk mengatasi kesulitan tersebut. (blog, ebook, email, dll.)
Conduct interview. Ketika telah mengetahui informasi dasar dari target konsumen, mulailah mencari kontak yang dapat membantu menyediakan informasi tambahan. Tanyakan pada konsumen yang merespon survei pertama kali, apakah mereka tidak keberatan untuk memberikan tambahan informasi tentang apa kesulitan yang sedang mereka hadapi, baik melalui telepon atau video call. Pelajari solusi apa yang telah mereka coba dan kenapa itu tidak berhasil.
2. Learn How to Write Great Headlines
Setelah mengetahui siapa audiens mu, saatnya menciptakan konten yang dapat menarik audiens tersebut. Setiap bagian dari konten harus memiliki headline yang brilliant agar dapat menghasilkan traffic dan engagement. Termasuk keyword dari target, dan fokus pada jawaban dari pertanyaan utama konsumen. Salah satu cara yang menarik untuk menghasilkan engagement dengan headline adalah dengan menggunakan negatifitas. Tentu jangan selalu gunakan headline yang berkesan negatif, tapi juga tidak ada salahnya untuk memakainya selama masuk akal.
3. Blog, Blog, and The Blog Some More
Berdasarkan SevenAtoms, perusahaan yang menghasilkan 97 persen leads baru pada website mereka dibandingkan perusahaan lain yang tidak. Sebagai bonus tambahan, post pada blog adalah tipe yang paling efektif pada konten dalam menghasilkan leads. Fokus pada konsumen dahulu, dan posting secara konsisten.
4. Launch an Email Course
Bentuk konten lainnya yang telah terbukti mampu menghasilkan leads baru adalah email course. Sebuah email course adalah cara yang mudah untuk mempromosikan konten pada konsumen. Bagian terbaiknya adalah, tidak membutuhkan sepeser pun untuk mengirim email, dan tidak membutuhkan design atau investasi yang banyak. Salah satu contohnya adalah Buffer’s email course pada pertumbuhan sosial media.
Bersambung.