Trik Menggunakan Social Media Login untuk Meningkatkan User Aplikasi Mobile Anda
Banyak orang yang menggunakan social media login untuk situs maupun aplikasi mobile karena cara itu dianggap simpel. Baik pengusaha maupun pelanggan mungkin memiliki pikiran yang serupa.
Sayangnya, banyak perusahaan yang mengabaikan bagaimana mereka mereka memaksimalkan social media login, bukan hanya saat login saja tapi dalam setiap langkah perjalanan pelanggan saat mereka menggunakan aplikasi mobile Anda. Dari social media login, perusahaan bisa menarik informasi pengguna untuk menciptakan pengalaman orientasi yang lebih pribadi. Mereka juga bisa menarik data sosial untuk membuat pemberitahuan yang akan membuat pengguna kembali membuka aplikasi Anda.
Ada beberapa trik memanfaatkan social media login untuk meningkatkan rasio konversi, membuat mengguna aktif secepat mungkin dan melibatkan mereka kembali serta mempertahankan pengguna. Secara singkat, social media login membantu Anda memperluas corong, mengubah pengguna menjadi pelanggan yang pada akhirnya akan memberikan pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan.
Gunakan Informasi Login yang Dimasukkan Konsumen untuk Memahami Lifecycle Mereka
Mempersonalisasi alur orientasi adalah salah satu cara untuk menaikkan tingkat aktivasi akun dan mengubah lebih banyak prospek uji coba menjadi pelanggan yang membayar.
Tapi bagaimana caranya Anda bisa membuat personalisasi alur orientasi untuk orang yang tidak Anda kenal? Mereka baru saja mendaftar dan sama sekali belum pernah membeli dan menggunakan produk Anda. Jawabannya adalah dengan menggunakan media sosial dan informasi yang ada di dalamnya.
Facebook, Google, Twitter dan LinkedIn adalah media sosial yang bisa menjadi sumber informasi yang cukup banyak tentang diri kita. Ini bisa menjadi sumber data yang bagus bagi Anda sebagai pengembang untuk memberikan pengalaman onboarding yang lebih personal.
Melalui Facebook misalnya, Anda bisa mendapatkan sejumlah informasi termasuk profil dasar, kota asal, deskripsi pemilik akun, email, lokasi, tanggal lahir, riwayat pekerjaan, pendidikan, daftar teman dan masih banyak lagi. Anda dapat menggunakan semua informasi itu untuk menjadikan pengalaman orientasi menjadi sangat pribadi.
Gunakan Informasi untuk Memberikan Pengalaman yang Dipersonalisasi
Lalu setelah mendapatkan data ini, apa yang bisa Anda lakukan selanjutnya untuk meningkatkan pengalaman pelanggan saat menggunakan aplikasi Anda? Teknik yang lebih maju adalah dengan menyaring informasi login social media menjadi buyer persona.
Misalnya, Anda mengambil informasi berupa riwayat pekerjaan dari pengguna Anda yang login dengan menggunakan media sosial Facebook dan LinkedIn. Anda bisa mengelompokkan prospek pekerjaan menjadi 34 kategori yakni insinyur, marketer, manajer produk dan desainer. Kemudian berikan alur orientasi yang berbeda sesuai dengan kasus penggunaan mereka.
Gunakan Push Notification
Menurut platform analitik seluler Localytics, pengguna yang mengaktifkan notifikasi push memiliki tingkat keterlibatan hampir 3x lipat dibandingkan mereka yang menonaktifkan push. Itu karena pemberitahuan pengguna melalui push di ponsel atau email adalah salah satu pendorong terbesar keterlibatan dan keterlibatan kembali.
Tapi ternyata, mengirimkan push notification kepada pelanggan yang memang aktif tidak akan memberikan dampak besar. Ini karena mereka tetap akan kembali meskipun tanpa notifikasi yang Anda kirimkan. Lalu, siapa yang sebaiknya dikirim push notification? Jawabannya adalah mereka yang tidak aktif selama beberapa waktu.
Foursquare misalnya, bisa mengirimi Anda pesan pribadi yang relevan meskipun Anda tidak aktif atau belum aktif di aplikasi tersebut. Mereka juga akan memberitahu Anda ke mana teman-teman Anda pergi dan apa saja yang mereka sukai.
Pada dasarnya, meningkatkan aktivitas pengguna aplikasi maupun mendorong peningkatan jumlah user bisa dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa langkah di atas bisa Anda coba untuk mendapatkan hasil yang Anda inginkan.
